Menggugat Mental Feodalisme

Selasa 10-09-2024,15:03 WIB
Reporter : Ibrahim Guntur Nuary
Editor : Andre

BACA JUGA:Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris dengan Keterampilan Mendengarkan

BACA JUGA:Pengenalan Aspek Bahasa Inggris Untuk Anak Usia Dini Melalui Nyanyian

Seseorang akan punya persepsi lebih baik dari orang lain dan hal ini tidak menjadi masalah jika tidak diselipkan nilai feodalisme di dalamnya.

Sikap lebih baik dari orang lain bisa diaktifkan hanya untuk memotivasi diri sendiri dan tidak boleh menjatuhkan orang lain atau menganggap orang lain rendah.

Menganggap orang lain rendah dan tidak pada level yang sama, maka akan membuat gap dalam kehidupan sehari-hari.

Ini menimbulkan krisis sosial yang terus menerus tergerus mengenai kesetaraan sosial.

BACA JUGA:Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa dalam Menghadapi Era Revolusi 4.0

BACA JUGA:Pengaruh Apresiasi dalam Mengembangkan Sikap Percaya Diri Anak

Pada dasarnya manusia harus membumikan egaliter kepada siapapun.

Entah jabatan apapun yang diemban, tetap harus membumi dan tidak boleh menganggap orang lain lebih rendah.

Walaupun memang yang terjadi tidak demikian, banyak orang yang memanfaatkan jabatannya untuk menghina dan merendahkan seseorang, yang artinya pendidikan yang ditempanya berarti gagal.

Karena keluaran dari pendidikan adalah menjadi pribadi yang humanis dan membumikan egaliterisme.

BACA JUGA:Gen Alpha Mempunyai Privilege dalam Mempelajari Bahasa Asing

BACA JUGA:Peran Bahasa Inggris dalam Pendidikan Anak Usia Dini Di Era Globalisasi

Lagi-lagi, pendidikan menjadi pondasi utama yang harus merasuk kepada setiap orang untuk mengubah pemikiran dan perilaku, maka penting sekali untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Dalam pendidikan tinggi, seseorang diajarkan untuk berpikir secara kritis, yang artinya harus skeptis dalam mencari kebenaran yang ada, tidak di telan mentah-mentah ihwal hal yang sangsi.

Kategori :