Menyoal 'Miskin' Kosakata Bahasa Indonesia

Rabu 05-06-2024,20:28 WIB
Reporter : Ibrahim Guntur Nuary
Editor : Andre

Ini bisa menciptakan kosakata baru dan memang sudah terjadi.

Ada beberapa bahasa gaul yang sudah masuk dalam KBBI seperti alay, ambyar, bokek, cie, gebetan, julid, sampai dengan pansos.

Istilah-istilah ini merupakan hasil daripada penggunaan bahasa yang luwes oleh anak muda atau anak gaul dalam lingkup kecil yang kemudian menjadi besar.

Itu adalah salah satu cara untuk menciptakan sebuah bahasa, selain memakai bahasa serapan dari bahasa lainnya.

Dalam membangun atau membuat kosakata baru yang paling mudah adalah dengan menyerap bahasa, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, ada banyak sekali serapan kata, misalnya abstract menjadi abstak, business menjadi bisnis, double dobel dan masih banyak lagi.

Bukan berarti bahasa Indonesia tidak mampu menerjemahkan tapi pada dasarnya membangun dan menciptakan bahasa salah satunya dengan menyerap bahasa itu sendiri.

Sebuah bahasa baru biasanya akan tercetus begitu saja dalam lingkup pergaulan anak muda, yang pada akhirnya disepakati untuk dipakai dalam lingkup kecil hingga besar dan sampai masuk KBBI.

Fenomena ini memang sangat membantu dalam hal menciptakan kosakata, agar kosakata bahasa Indonesia bisa lebih banyak lagi dan tidak melulu dihakimi sebagai bahasa yang “Miskin” kosakata, sungguh ungkapan yang kasar sekali.

Sebenarnya dalam ilmu bahasa tidak ada yang namanya superioritas atau mana yang lebih unggul, karena yang terpenting adalah makna dalam bahasa tersebut tersampaikan dengan jelas.

Alwasilah (2013) berpendapat bahwa bahasa Inggris selalu dianggap sebagai bahasa yang mewah, keren, dan luar biasa.

Sehingga bahasa ini terlihat superior dari bahasa lainnya.

Bahasa Itu Unik

Mari melihat bahasa sebagai suatu keunikan dan para linguist juga sepakat bahwa bahasa itu unik.

Dari keuinikan inilah seseorang harus mengagumi sebuah bahasa, bukan malah menghakimi dan bahkan terkesan merendahkan bahasa itu sendiri.

Memang faktanya kosakata bahasa Indonesia belum banyak seperti bahasa Inggris atau bahkan nenek moyangnya bahasa yaitu bahasa Arab, tapi lambat laun kosakata bahasa Indonesia akan semakin banyak, hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin massif dan pergaulan sosial yang semakin meluas karena teknologi, hingga akhirnya register akan tercipta dalam suatu pergaulan dan menciptakan kosakata baru. (*)

Kategori :

Terkait

Rabu 27-03-2024,09:12 WIB

Ramadan: Bulan Peredam Tutur

Selasa 26-03-2024,08:10 WIB

Ramadan: Seni Menyelami Diri