Kondisi ini, kata dia, masih menjadi permasalahan yang harus kita tanggulangi bersama-sama secara terpadu baik oleh pemerintah, swasta dan semua unsur masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan Balita Stunting di Kabupaten Muara Enim, sambung Rizali, Pemerintah Kabupaten Muara Enim melaksanakan beberapa strategi yang sudah berjalan melalui anggaran yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim.
Salah satunya seperti program Inovasi Piring Emas ini.
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Canangkan Gerakan Gemar Makan Telur, Upaya Cegah Stunting
BACA JUGA:Semangat Luar Biasa Para Perempuan Inspirator dalam Mencegah Stunting
Dan hari ini (Rabu, red) Pemkab Muara Enim melakukan sebuah terobosan baru yaitu Piring Emas, dimana seluruh ASN/Pegawai yang ada di perangkat daerah ikut berperan dalam mengatasi masalah stunting secara sukarela.
Caranya, menjadi orangtua asuh balita stunting yaitu dengan Inovasi Program Integrasi Orang Tua Asuh Balita Stunting Menuju Generasi Emas (Piring Emas).
Sehingga diharapkan melalui program inovasi Piring Emas ini, Kabupaten Muara Enim bisa melakukan percepatan penurunan prevalensi stunting sesuai target yaitu 17 persen pada tahun 2024 dan dibawah 14 persen di tahun 2025.
Masing-masing perangkat daerah termasuk camat diharapkan mengambil peran menjadi orangtua asuh anak-anak balita stunting yang saat ini ada sesuai kemampuan masing-masing.
BACA JUGA:Tiga Desa di Kabupaten Muara Enim Prioritas Penanganan Stunting
"Masing-masing anak yang menjadi anak asuh akan mendapatkan bantuan tambahan asupan gizi selama 6 bulan dan kemudian akan menjadi program yang berkelanjutan dari masing-masing perangkat daerah," ujar HAR.
Selanjutnya program inovasi piring emas ini dapat diikuti oleh semua pihak baik unsur masyarakat yang mampu maupun pihak swasta.
Semua pihak terlibat dan bertanggungjawab dalam penanganan stunting di Kabupaten Muara Enim tercinta ini, dan generasi penerus akan menjadi generasi emas di masanya.(*)