Palembang Meraih Juara Dunia Kota Polusi Udara, Ini Penyebabnya

Selasa 03-10-2023,17:15 WIB
Reporter : Melina
Editor : Melina

Seiring dengan berakhirnya musim hujan di Indonesia bagian selatan khatulistiwa, kebakaran di berbagai wilayah semakin banyak membakar hutan, lahan, dan puncak gunung. 

BACA JUGA:Sekda Riswandar Ingatkan Polusi Kendaraan Bahayakan Nyawa

BACA JUGA:Atasi Polusi Udara dengan Bersepeda

Salah satu yang paling terkena dampak kekeringan adalah Sumatera Selatan

Berdasarkan data BRIN dan BMKG, wilayah Sumatera memiliki cakupan wilayah tertinggi. 

Pada Senin 2 Oktober 2023 terdeteksi 23 titik panas dengan tingkat keyakinan tinggi (merah), dan hanya Kalimantan (78) yang menang. 

“Asap terpantau di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah,” demikian rilis BMKG berupa gambar asap wilayah Indonesia pada pukul 10.00 WIB. 

BACA JUGA:Pilih yang Atas TVS Callisto 110 atau yang Bawah TVS XL 100? Dua Saudara Ini Unik, Kesan Klasik tapi Estetik

BACA JUGA:Cuma 2 Daerah Terjauh di Sumsel Ini yang Tersedia Transportasi Udara

Akibat penyebaran asap ini, warga mengeluhkan gangguan pernapasan. 

“Awalnya batuk biasa, tenggorokan kering, lalu suara dan nafas berat seperti [gejala] Covid, tapi indera perasa tidak terpengaruh,” kata salah seorang warga Palembang, Wahyu.

"Iya kayak kabut. Tapi lain halnya kalau kabut, kalau ada aspirasi di hidung, beda," sambungnya. 

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pun meminta Gubernur Sumsel Agus Fatoni bertindak dengan memprioritaskan penyelesaian permasalahan karhutla. 

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Udara dan Jaga Lingkungan, PT SBS Tanam 200 Pohon

BACA JUGA:Benarkah Pakai Bra Berlapis Kawat Berisiko Terkena Kanker Payudara, Wanita Wajib Tahu Nih!

“Khusus di Sumsel, saya mohon betul untuk mengendalikan karhutla dalam waktu singkat ini karena saya dengar kualitas udara di Kota Palembang kurang sehat,” ujarnya di Jakarta, Senin 2 Oktober 2023.

Kategori :