Demikian juga dengan keturunan Serunting Sakti yang telah berkembang dan menyebar dari Suku Semidang.
Pada umumnya ikatan puyang Serunting Sakti dengan keturunannya diikat oleh batu/tinggalan megalitik yang ada di wilayah mereka.
Dalam cerita Serunting Sakti dituturkan bahwa tokoh ini berasal dari daerah Sumidang.
BACA JUGA:Elang Dempo Menetaskan Bujang Berkurung di Istana Jelita (Bagian 1)
Hal ini bertolak belakang dengan pengetahuan yang diwarisi oleh masyarakat Besemah, khususnya masyarakat asli Pelang Kenidai yang dikenal sebagai suku Semidang.
Semidang merupakan salah satu suku yang ada dalam tatanan masyarakat Besemah.
Perbedaan ini sangatlah lumrah terjadi dalam sejarah asal usul atau asal mula terbentuknya sejarah suatu daerah atau komunitas dalam kelompok masyarakat yang ada di Pulau Sumatera.
Penamaan antara Pasemah dan Besemah, secara umum bagi masyarakat yang masih awam tentang daerah di sekitar Gunung Dempo.
BACA JUGA:Elang Dempo Menetaskan Bujang Berkurung di Istana Jelita (Bagian 2)
Antara Pasemah dan Besemah, dinilai sebagai dua perkataan dengan maksud dan arti yang sama.
Latar belakang munculnya perbedaan tersebut telah menjadi dialektika tersendiri dalam perjalanan sejarah masyarakat yang ada di wilayah ini.
Hingga akhirnya muncul konsepsi bahwa Pasemah dimaknai sebagai wilayah dan Besemah dimaknai sebagai orang atau masyarakat yang hidup di wilayah tersebut.
Berdasarkan dialektika perbedaan nama di atas, dapat dipahami munculnya perbedaan penamaan antara Semidang dan Sumidang yang sama-sama diidentikan erat berhubungan dengan ketokohan Serunting Sakti.
BACA JUGA:Kisah Legenda Candi Bumi Ayu
Bagaimana proses munculnya perbedaan tersebut tentunya akan menjadi sebuah kajian yang menarik tentunya.
Dalam kontek ini, pemaknaan antara Semidang dan Sumidang menjadi jelas. Seperti pemaknaan yang muncul antara Pasemah dan Besemah.