Cinta mereka berdua harus pupus di tengah perairan Sungai Musi, hanya karena harta.
BACA JUGA:Pemilik Daihatsu Sigra, Perhatikan 10 Item Ini Sewaktu-waktu Bisa Terjadi
BACA JUGA:Bolehkan Kurban dengan Uang Hasil Berhutang? Ini Penjelasan Lengkapnya
Tan Bun An harus terjun ke tengah sungai untuk menyelamatkan harta dari orangtuanya yang dibuang ke sungai.
Lalu ada seorang pengawal juga terjung ke tengah perairan sungai untuk menolong Tan Bun An.
Melihat sang pujaan hati terjun ke sungai dan tak kunjung menampakkan diri, lalu Siti Fatimah pun ikut terjun hingga keduanya tenggelam.
Namun beberapa waktu setelah kejadian itu muncullah daratan di tengah perairan Sungai Musi, sebagai salah satu bukti cinta mereka berdua.
BACA JUGA:Kisah Cinta Qays dan Layla yang Rumit, Dramatis dan Menyayat Hati
BACA JUGA:Dewan Muara Enim Sesalkan Truk Batu Bara Melanggar Kesepakatan dengan Curi Start Melintas
Para pengunjung biasanya datang kesini untuk sembahyang serta mengunjungi makam tokoh Tan Bun An, Siti Fatimah, dan para prajuritnya yang ada pada kisah tersebut.
Setelah dibangunnya Pagoda yang sangat cantik, menjadi salah satu daya tarik Pulau Kemaro.
Pagoda dengan 9 lantai ini dibangun sejak tahun 2006 lalu, Pagoda ini merupakan salah satu bagian dari Klenteng Hok Tjing Rio yang dibangun sejak tahun 1962, Klenteng ini sering digunakan untuk merayakan imlek dan Cap Go Meh.
Pagoda ini memiliki gaya arsitektur budaya Tionghoa, yang sangat menarik, cantik serta cocok dijadikan sebagai latar untuk berpose.
BACA JUGA:Bantuan PT TeL Memperbaiki Jalan Longsor Siku Telah Selesai Dilaksanakan
BACA JUGA:3 Wisata yang Bernuansa Religi di Sumsel, Terdapat Al Qur'an Terbesar di Dunia
Di sudut Pulau Kemaro terdapat Pohon Cinta yang disebut dengan lambang kisah cinta yang abadi antara Tan Bun An dan Siti Fatimah, yang melegendakan pulau ini.