MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang terbesar di Asia Tenggara sudah mencapai 97 persen.
Progres itu diketahui saat kunjungan Plt Bupati Muara Enim, Ahmad Usmarwi Kaffah ke lokasi proyek di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, pada Kamis 4 Mei 2023 lalu.
Plt Bupati didampingi Sedka Muara Enim Yulius, menyampaikan bahwa sebagai daerah lumbung energi, Kabupaten Muara Enim sudah sepantasnya mendapat prioritas suplai listrik dari pemerintah pusat melalui PT. PLN (Persero) sebagai penyedia jasa.
Hal inipun diakui oleh perusahaan konsorsium kerja sama antara PT Bukit Asam dan China Huadian Corporation ini, sehingga sepakat dengan Plt Bupati untuk turut mendorong kebijakan pemerintah pusat agar elektifikasi di Kabupaten Muara Enim menjadi prioritas nasional.
BACA JUGA:DPRD Harus Ambil Sikap Soal PTUN Palembang Gugurkan SK Penetapan Wakil Bupati Muara Enim
Di samping itu, Plt Bupati menekankan agar PLTU berkapasitas 2x660 megawatt yang pembangunannya telah mencapai 97 persen ini tetap berkomitmen menyerap tenaga kerja lokal, sehingga memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
Ditambahkan, sekalipun mengerjakan tenaga kerja asing (TKA), maka harus mematuhi Perda Kabupaten Muara Enim Nomor 06 Tahun 2022 tentang Retribusi TKA.
Dengan demikian, semuanya harus terdaftar dan patuh membayar dana Kompensasi Penggunaan TKA ke kas daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Muara Enim.
Diketahui, pembangunan PLTU Mulut Tambang ini merupakan proyek strategis nasional PLTU Sumsel 8 yang sedang dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.
BACA JUGA:Soal Listrik Sering Padam, Plt Bupati Muara Enim Mulai Hilang Kesabaran
BACA JUGA:Angkutan Batu Bara Ilegal Kembali Berulah, Kapokmu Kapan?
Dalam kunjungan yang disambut oleh Direktur Utama PT HBAP, Gu Quicheng dan General Manager, Gusti Anggara ini.
Plt Bupati meminta nantinya setelah beroperasi, PLTU mulut tambang terbesar di Asia Tenggara dengan luas 105 hektare ini harus pula memberikan perhatian penuh terhadap pasokan energi listrik di Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten Muara Enim. (*)