Bunda Rayya saat mengadon kue Makjola, modifikasi antara Kue Maksuba Kojo dan Lapis Legit di tokonya.
“Walaupun banyak yang bilang tidak praktis, namun kalau kue Palembang kalau kocokan tangan/manual maka akan makin tidak berbusa," ucap dia.
"Sehingga jadinya padat. Kan kalau mengocok bahan, yang penting gulanya hancur, bukan busanya,” jelasnya.
BACA JUGA:Pembangunan Kantor Pemprov Sumatera Selatan Dilanjutkan Tahun 2023
BACA JUGA:Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru Terima Penghargaan TOP Leader on Digital Implementation 2022
Setelahnya, dipanggang selama 4 jam dalam oven.
Di sini berlaku trik khusus darinya, yaitu memanggang hingga kekuatan adonan pas, tidak lembek, namun tak terlalu matang.
“Kalau terlalu matang, nanti ngga bisa dilapis karena keras. Tapi ga bisa terlalu lembek juga, nanti hancur,” inbuhnya.
Di sisi lain, dikatakannya, niat menjual dan membranding Makjola bertujuan untuk membantu masyarakat luas agar dapat membeli kue basah dengan berbagai macam varian dalam satu kue.
BACA JUGA:Natal dan Tahun Baru, Polairud Polda Sumatera Selatan Perketat Keamanan Perairan
BACA JUGA:Cegah Stunting, Pemprov Sumatera Selatan Lakukan Pemeriksaan Kehamilan Istri Driver Ojek Online
"Selain itu juga untuk memodernkan kue basah khas Palembang agar tidak membosankan, dalam arti itu-itu saja," ujarnya.
Saat ini, Makjola menjadi salah satu kue basah terlaris di toko kue Bunda Rayya.
Bahkan beberapa toko kue di tempat lainnya juga menghadirkan Makjola.
"Ini menjadi kue yang paling laris selain (kue) delapan jam, terutama saat menuju Lebaran," tukas Yus. (*)