JAKARTA, ENIMEKSPRES.CO.ID - TGB atau Tuan Guru Bajang M. Zainul Majdi, menyampaikan pesan penting bagi para calon pemimpin nasional.
Meskipun baru masuk di ruang survei, namun harapan publik perlu disambut dengan gagasan, tawaran solusi bagi persoalan bangsa, bukan hanya dengan beradu popularitas dan gimmick di media sosial.
Ia juga menekankan bahwa siapapun yang kelak akan jadi capres, tidak boleh menggunakan cara-cara kampanye yang dapat merusak keberagaman, persatuan, dan keluhuran bangsa Indonesia.
“Menuduh, menjelekkan, mendiskreditkan satu sama lain, hingga masyarakat pun terbelah. Jangan terulang lagi,” kata TGB.
TGB juga menyampaikan pesan bagi masyarakat pemilih, agar bersikap kritis terhadap para kandidat.
“Kritis melihat prestasi, karya nyata yang berdampak luas bagi rakyat, termasuk apa yang harus diperbaiki,” katanya.
“Jangan sampai kita timbang pilihan dalam kegelapan, menimbang semata atas sentimen identitas, apalagi gender,” lanjut dia.
Seperti diketahui selama delapan bulan terakhir, ruang publik sudah mulai berjejalan dengan nama-nama calon kandidat.
Bagi TGB, tidak ada kandidat populer bakal calon presiden yang punya niat mencederai publik, tidak ada yang ingin membuat rakyat hidup terpuruk. Semuanya memiliki niat, cita-cita, dan harapan baik.
“Ada Pak Ganjar Pranowo yang sudah berkiprah hampir 2 periode sebagai Gubernur Jawa Tengah. Ada Pak Anies Baswedan yang sempat sebentar menjabat menteri dan baru selesai di DKI,” ulas TGB.
“Ada Pak Prabowo yang sudah memberikan contoh bagaimana kompetisi ketat dan hebat bisa ditutup dengan semangat kolaborasi dengan menjadi menterinya Bapak Presiden Jokowi,” sambung TGB.
“Ada juga Ibu Puan Maharani yang terlahir dari keluarga pemimpin bangsa. Dari kepemimpinan politik yang beliau telah perjuangkan sejak lama, Ibu Puan bisa memahami kerumitan masalah kebijakan yang harus diurai dan dipecahkan, terutama dengan energi positifnya sebagai perempuan Indonesia,” papar TGB.
Catatan penting dari TGB, masyarakat luas perlu diberitahu, bagaimana pandangan para kandidat calon pemimpin bangsa atas nasib Indonesia ke depan.
Bagaimana Indonesia bisa menjadi rumah yang nyaman, aman, dan sejahtera bagi semua anak bangsa.
Partai-partai politik yang berencana mengusung siapapun pilihan akhirnya juga harus sigap membuka jalur edukasi politik publik yang konstruktif dan membangun perspektif tentang Indonesia ke depan, jangan hanya bicara seputar mekanik kotak-katik angka kemungkinan koalisi.