Berikut Ini Sederet Fakta Antraks Terjadi di Gunung Kidul, Bupati: Hewan Sakit atau Mati Jangan Dibrandu
Waspada terhadap bahaya antraks. Bupati Gunung Kidul meminta kepada warganya jika hewan sakit jangan dibrandu. Foto: dok enimekspres.co.id--
Jadi warga menggali tempat penguburan sapi yang mati mendadak itu.
Makanya petugas mengabil kesimpulan, kasus antraks tak terkepas dari tradisi yang sering disebut Brandu.
Brandu adalah, tadisi warga menyembelih hewan ternak yang sakit atau sakratul maut. Tujuanya agar kerugian tidak banyak atas matinya hewan ternak tersebut.
BACA JUGA:Belasan Sapi di Kecamatan Muara Enim Terjangkit Penyakit Mulut dan Kaki
Daging hewan sapi itu juga ada yang dijual dengan harga murah bahkan ada yang dibagi-bagi ke warga sekitarnya
Penyebab hewan ternak sakratul maut atau sakit bermacam-macam. Ada yang ada keracunan, ada yang kena virus.
Apa jadinya jika hewan yang disembelih itu sakit dan dibagi-bagi ke warga.
Jelas juga merugikan orang. Daging yang terkena virus atau daging rusak dibagi atau diberikan kepada orang lain.
Makanya terjadi kasus virus antraks di wilayahnya menyebar, Bupati Gunung Kidul Hari Susanto memberikan imbauan kepada warganya untuk tidak menyembelih ternak yang sakit.
Itu karena penyebab menyebarnya antraks adalah mengonsumsi daging ternak yang terpapar.
Jadi kata bupati, warga yang punya ternak sakit jangan disembelih jangan dikonsumsi. Lebih baik kalau mati dikubur atau dibakar.
Apalagi kalau sudah mati terus dibrandu (disembelih lalu dibagikan kepada warga).(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: