Terlalu Banyak Mengonsumsi Protein bisa Menyebabkan Sembelit, Benarkah? Begini Informasinya

Terlalu Banyak Mengonsumsi Protein bisa Menyebabkan Sembelit, Benarkah? Begini Informasinya

Mengonsumsi terlalu banyak protein bisa menyebabkan beberapa masalah bagi kesehatan. FOTO: ILUSTRASI/HALODOC--

Meskipun tubuh dapat tumbuh dengan baik dengan diet tinggi protein, kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi protein dalam jumlah yang sangat besar setiap kali makan.

Meskipun demikian, penelitian belum menemukan hubungan yang kuat antara asupan protein makanan yang tinggi dan hasil kesehatan yang merugikan.

BACA JUGA:Sebelum ke PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, Penggunaan Biomassa Diujicoba ke PLTU Tanjung Enim

BACA JUGA:Protein Harus Dikonsumsi Perhari, tapi Berapa Banyak Pengonsumsiannya dalam Sehari? Simak Penjelasannya

Sebagai contoh, sebuah penelitian pada tahun 2022 terhadap 1.639 orang dewasa tidak menemukan hubungan yang signifikan antara asupan protein total dan protein hewani dengan kejadian penyakit ginjal kronis (PGK).

Terlebih lagi, penelitian menunjukkan bahwa asupan protein yang sangat tinggi lebih dari 3 gram per kg (g/kg) (1,36 gram per pon (g/lb)) per hari.

Dan dalam jangka waktu lama tidak terkait dengan efek samping yang berbahaya pada orang dewasa yang sehat.

Sumber protein bagi Anda itu penting, meskipun mengonsumsi makanan tinggi protein total belum dikaitkan dengan risiko kesehatan.

BACA JUGA:Danau Deduhuk, Objek Wisata Alam Paling Mempesona di Muara Enim yang Belum Banyak Orang Tahu

BACA JUGA:Waduh! Bakar Lahan untuk Perkebunan, 3 Orang Ditangkap Polisi

Kemudian, diet tinggi jenis protein tertentu, seperti daging merah dan daging olahan, sangat terkait dengan hasil kesehatan yang merugikan.

Studi menunjukkan bahwa orang yang mengikuti diet tinggi daging merah dan daging olahan memiliki risiko lebih tinggi mengalami beberapa kondisi kesehatan, penyakit ginjal, sejumlah jenis kanker, dan penyakit jantung.

Senyawa yang terbentuk saat memasak daging merah, seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), amina heterosiklik (HCA), dan zat besi heme yang ditemukan dalam daging merah.

Meningkatkan peradangan dan perubahan pada DNA Anda, yang meningkatkan perkembangan kanker.

BACA JUGA:Kejayaan Mitsubishi Colt L300, Sudah 40 Tahun di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: