Angka Kemiskinan di Sumsel Turun, Begini Kata Gubernur Herman Deru

Angka Kemiskinan di Sumsel Turun, Begini Kata Gubernur Herman Deru

Kawasan rumah susun di Kota Palembang. Berdasarkan rilis data BPS angka Kemiskinan Sumsel turun sebelumnya berada di urutan 8 kini di urutan 9. Foto : SUMEKS.CO--

ENIMEKSPRES.CO.ID, PALEMBANG – Provinsi Sumsel saat ini berada diurutan ke-9 provinsi dengan angka kemiskinan terbanyak.

Ini berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) periode Maret-September 2021 mengenai penduduk miskin di Indonesia.

Gubernur Sumsel, H. Herman Deru bersyukur, karena saat ini angka kemiskinan semakin turun, karena sebelumnya Sumsel berada di peringkat 8.

Secara nasional, persentase kemiskinan turun menjadi 9,71 persen atau selisih 0,43 persen (1,04 juta jiwa) dibandingkan Maret 2021 sebanyak 26.503.650 jiwa.

Persentasenya menempatkan Sumsel di urutan 9 atau naik satu peringkat dalam hal penduduk miskin terbanyak.

”Alhamdulillah turun, ini berkat kerja sama yang baik semua pihak. Yang jelas, apapun yang kita lakukan ternyata menunjukkan hasil yang baik,” kata Gubernur Herman Deru saat dibincangi di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Minggu (19/6/2022).

Dikatakan Herman Deru, perluasan penanganan kemiskinan ektrem di Sumsel akan dilakukan di sembilan daerah. Yakni, tersebar di wilayah OKI, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Kota Palembang.

“Saat ini kita fokus di sembilan daerah,” ungkapnya.

Lanjutnya, hasil evaluasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan ekstrem pada 2021, ada kendala penentuan KPM (keluarga penerima manfaat) bantuan langsung tunai (BLT DD dan BLT APBD) yang berdampak keterlambatan penyaluran.

“Ada beberapa kendala terlambatnya penyaluran dana,” beber Herman Deru.

Herman Deru juga megungkapkan, belum optimalnya peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) provinsi dan kabupaten/kota di beberapa wilayah. Selain itu, penanggulangannya masih fokus pada pemberian bantuan, penyaluran tidak tepat waktu, dan lainnya.

“Perlu ada sinergi (konvergensi) kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan ekstrem sangat penting agar tak tumpang tindih dan perlunya program pemberdayaan,” ungkapnya.

Untuk itu, Herman Deru berharap kepala daerah di kabupaten/kota bisa mengoptimalkan serta mendata dan memastikan jumlah penduduk miskin ekstrem di wilayahnya.

Lebih jauh, penajaman lokasi prioritas sesuai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ditetapkan dan melakukan evaluasi secara berkala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: