Mengakari Polemik Nasib Guru: Gaji Layak Atau Transformasi Profesi?
Ibrahim Guntur Nuary. Foto : DOK FOR ENIMEKSPRES.CO.ID--
Maka dari itu, penulis ingin mengupas sampai ke akar-akarnya ihwal guru dan mahasiswa prodi keguruan sebelum lulus yang menyandang gelar sarjana pendidikan (S.Pd).
Adakah profesi lain yang bisa menjadi alternatif pencerah agar setelah lulus tidak hanya menjadi seorang guru. Mari kita bahas!
Revolusi Fakultas Keguruan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi akar utama dalam lahirnya seorang guru di Indonesia.
FKIP bak rahim bagi para pendidik yang ingin menjadi seorang guru.
Ditengah peliknya menjadi seorang guru terutama dalam hal gaji guru, sudah seharusnya FKIP berbenah diri untuk melahirkan para akademisnya tidak menjadi seorang guru saja, melainkan bisa menjadi profesi yang lain.
Dalam FKIP biasanya terdapat banyak prodi seperti pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, PAI, PGSD, dan PAUD.
Semua jurusan tersebut sudah pasti merujuk kepada profesi menjadi seorang guru.
Seyogianya, Fakultas keguruan ini mesti mengganti nama mereka menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), meniadakan “Keguruannya”.
Dan juga mengganti “Pendidikan” menjadi “Ilmu” pada setiap prodinya.
Misalnya, Ilmu Bahasa Inggris.
Hal ini agar tumbuh profesi lain di dalam program studi tersebut.
Selain itu, sisipkan dalam mata kuliah ihwal alternatif profesi apa yang bisa dituju setelah lulus kuliah dan masukkan beberapa mata kuliah baru yang membahas hal tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mempertajam mahasiswa untuk belajar ihwal hal lain selain hal-hal dasar menjadi seorang guru.
Memang tidak mudah, tapi patut dicoba agar sarjana pendidikan tidak hanya menjadi seorang guru saja tapi dapat menjadi profesi lain yang para sarjana inginkan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: