Apalagi Indonesia menghadapi persaingan ekspor biomassa, misalnya cangkang sawit yang banyak diminati pasar luar negeri meski dikenakan tarif ekspor.
“Peluang pasar biomassa, baik domestik maupun internasional, terbuka sangat besar. Kuncinya adalah menjaga kesinambungan pasokan dan memastikan standar teknis seperti SNI terpenuhi,” tegas Hokkop.
Dengan prospek tersebut, bioenergi dipandang tidak hanya menopang pencapaian target mitigasi perubahan iklim Indonesia, tetapi juga membuka peluang usaha baru berbasis ekonomi kerakyatan.