
Hadir Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Mahendra Siregar; Deputi Komisioner Hubungan Internasional APU-PPT dan Daerah, Bambang Mukti Rivadi; serta Kepala OJK Provinsi Sumsel, Arifin Susanto.
BACA JUGA:Di Penghujung Tahun 2024, Kopi Semende Turun Harga
BACA JUGA:Yuk Simak! Ini Manfaat dan Efek Samping Kopi Arang
Mahendra Siregar menyatakan closed loop tidak sekadar menjadi jargon, melainkan praktik nyata yang sudah mulai diimplementasikan.
“Kita sudah ada penandatanganan kredit usaha, premi asuransi gagal panen, hingga kredit alat mesin pertanian. Ini rantai pasok menyeluruh yang berkelanjutan,” ungkap Mahendra.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan closed loop bukan sekadar satu siklus produksi.
“Kita inginnya ekspor meningkat terus, kualitas kopi terjaga, dan kesinambungan terjamin,” tambahnya.
BACA JUGA:Sumsel Dorong Swasembada Pangan Lewat SEF 2025
BACA JUGA:Kolaborasi Pemprov Sumsel dan PIM Wujudkan Perayaan Hari Kebaya Nasional yang Berkelas
Melalui forum ini, Sekda juga berharap dapat dirumuskan arah kebijakan yang tepat dalam mendukung kebutuhan riil petani kopi.
“Kita butuh pembiayaan yang adaptif terhadap kondisi lokal,” tuturnya.
Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan komitmen kredit alsintan dan persetujuan ekspor kopi Sumsel.
Ini menjadi langkah konkret dalam membangun sektor kopi Sumsel yang tangguh dan berdaya saing global.