MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Antisipasi adanya paham radikalisme, terorisme dan imperialisme, pencegahan radikalisme dan terorisme, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sumsel menggelar sosialisasi di SMP Negeri 2 Muara Enim, Rabu 21 Agustus 2024.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muara Enim, Rusdi Khairullah mengatakan, bahwa radikalisme dan terorisme merupakan ancaman yang sangat nyata bagi keberlangsungan bangsa.
Khususnya bagi generasi muda yang merupakan pilar masa depan Indonesia.
Maka itu ia mengharapkan untuk sama-sama berkomitmen dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai toleransi, serta kecintaan kepada Tanah Air sejak dini.
BACA JUGA:Kenali Hukum, 246 Kades di Muara Enim Berikrar Pakta Integritas Anti Korupsi
BACA JUGA:Polres Muara Enim Gelar Tactical Floor Game untuk Persiapan Pilkada 2024
Hal ini sebagai langkah preventif untuk mencegah berkembangnya paham-paham yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Lebih baik kita mencegah dan ini adalah merupakan salah satu langkah dan upaya mengedepankan semangat patriotisme, semangat nasionalisme, serta cinta terhadap Tanah Air," ujarnya.
Menurut dia, keluarga memiliki peran sentral sebagai benteng pertama dalam mengarahkan anak-anak untuk untuk menjauhi perilaku negatif yang bisa memecah persatuan bangsa.
"Mari meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya suatu persatuan dan toleransi, mari kita bersatu padu untuk melindungi bangsa dari ancaman radikalisme dan terorisme demi masa depan Indonesia yang lebih baik lagi," tutupnya.
BACA JUGA:Meraih Asa Tanpa Narkoba
BACA JUGA:Soal Judi Online, Ini yang Akan Dilakukan Pemprov Sumsel dan OJK
Sementara itu, Ketua FKPT Provinsi Sumsel, Ahmad Romi Afriansah, mengatakan melalui BNPT pihaknya mendapatkan amanat khusus dari Presiden untuk terus menjaga stabilitas persatuan dan kesatuan terutama dalam hal pencegahan radikalisme, terorisme, dan imperialisme.
"Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Muara Enim, Pak Bupati kami senang sekali disambut dengan hangat di kabupaten ini," katanya.
Ia menggambarkan bahwa potensi radikalisme di seluruh Indonesia itu ada peningkatan, walaupun secara nasional Sumsel zero attack konflik, tidak ada aksi yang terjadi selama 2023-2024.