“Keduanya memiliki peran yang unik dan saling melengkapi untuk memberikan pengalaman yang seimbang bagi anak dalam mengenal diri dan lingkungannya,” sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Fatoni juga memberikan apresiasi kepada Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ((PKK) Sumsel yang telah menyelenggarakan acara Tepak Songket dengan menghadirkan narasumber yang kompeten.
Salah satunya adalah dr. Aisah Dahlan yang menyampaikan materi tentang kesetaraan peran ayah dan ibu dalam pola pengasuhan anak.
Ia mengingatkan para orang tua untuk berhenti memberikan label negatif (buruk) pada generasi baru saat ini, seperti generasi micin atau generasi rebahan.
BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Beberkan Keberhasilan Tangani Kemiskinan Ekstrem di Bumi Sriwijaya
"Mari beri label generasi Rabbani, generasi Qurani (bagi yang muslim). Karena pemberian label yang baik ini akan terekam dalam memori anak,” ucap Aisah.
Untuk menjadi orang tua yang baik, harus dipersiapkan dari jauh hari sebelum menikah.
Seorang anak (janin) yang dikandung perempuan sudah bisa merekam perkataan/ucapan pada usia dua minggu.
“Sedangkan ayah juga berperan dalam menjemput rezeki/nafkah dalam hal ini memberikan nutrisi sejak dalam kandungan ibu,” kata Aisah.
BACA JUGA:Pasca Ramadan, Pj Gubernur Sumsel Ajak Masyarakat Tetap Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan
Aisah melanjutkan pada saat bayi lahir, maka tugas seorang ayah (bagi keluarga muslim) adalah melafalkan adzan dan iqomat.
Hal ini tentunya akan langsung tersambung ke otak si bayi.
"Ayahlah yang bertugas untuk menyampaikan/mengajak/menceritakan tentang agama/nasehat hidup sebagaimana Nabi Lukman menasehati anaknya. Selanjutnya detail pelaksanaannya ada pada seorang ibu sebagai pelaksana harian,” tandasnya. (*)