Akan tetapi, upaya ini malah membuat penjarahan ukiran dan batu candi meningkat, seperti yang dikutip dari buku Wisata Ziarah oleh Gagas Ulung.
BACA JUGA:Pemilih Pemula per 14 Februari Sudah Berusia 17 Tahun Harus Bisa Mencoblos di Pemilu 2024
BACA JUGA:Anda Bermasalah dengan Jerawat? Cukup Gunakan Daun Mint Semua Dapat Teratasi
ada seorang arkeologi dan budaya asal Belanda, Isaac Groneman, datang ke Indonesia dia melakukan pembongkaran pada candi ini.
Oleh dia batu-batu candi diletakkan sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Sedangkan Arca dan relief candi diambil warga Belanda untuk dijadikan hiasan taman.
Sedangkan terdapat batu bahan candi digunakan warga lokal untuk bahan bangunan dan fondasi rumah.
BACA JUGA:5 Resep Es Lidah Buaya untuk Redakan Kolesterol dan Sakit Maag Serta Panas Dalam
BACA JUGA:Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan Bisa Lewat HP, Begini 5 Caranya
Selanjutnya, pada 1902-1903, pemimpin pemugaran Candi Borobudur Theodoor van Erp mulai memelihara bagian Candi Prambanan yang rawan runtuh.
Pemeliharaan dilanjutkan pada tahun 1918 oleh Jawatan Purbakala (Oudhiedkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara sesuai kaidah arkeologi.
Sedangkan untuk perawatan Candi Prambanan diteruskan De Haan pada 1926 hingga akhir hayat pada 1930.
Lalu, ia digantikan Ir. V.R. van Romondt hingga tahun 1942.
BACA JUGA:Ini keren baru! Infinix Zero 5G, Memiliki Desain Stylish, Konektivitas Cepat dengan Harga Terjangkau
BACA JUGA:Mantan Mertua di Muara Enim Tusuk Mantan Menantu Hingga Tewas, Ini Penyebabnya
Pada akhirnya renovasi Candi Prambanan lalu diserahkan pada Pemerintah Indonesia dan berlanjut hingga 1993.