ENIMEKSPRES.CO.ID, PALEMBANG----Jembatan Ampera, singkatan dari "Amanat Penderitaan Rakyat". Jembatan Ampera bukan hanya sebuah struktur megah yang menghubungkan dua sisi Sungai Musi. Tetapi juga menjadi ikon kota Palembang yang sarat akan sejarah dan makna bagi warga Bumi Sriwijaya.
Lahirnya Ide dan Proses Pembangunan Jembatan Ampera. Pada era 1960-an, Palembang mengalami permasalahan utama dalam mobilitas antara dua sisi Sungai Musi yang membelah kota.
Demi mengatasi kendala ini, pemerintah berinisiatif membangun jembatan yang akan menghubungkan kedua sisi sungai tersebut.
Jembatan Ampera dirancang sebagai jembatan gantung pertama di Indonesia yang menggunakan beton prategang.
Perancangannya dimulai pada tahun 1962 oleh insinyur dari Jerman bernama Freidrich Stapf, dan pembangunannya dimulai pada tahun 1964 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno.
Simbol Kebanggaan dan Makna Kultural. Selesai dibangun pada tahun 1965, Jembatan Ampera segera menjadi simbol kebanggaan bagi warga Palembang.
Namun, lebih dari sekadar lambang kemajuan teknologi, jembatan ini juga menjadi saksi bisu sejarah perjalanan politik di Indonesia.
Pembukaan jembatan ini dilakukan oleh Presiden Soekarno dan menjadi lambang penting saat masa peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru.
Jembatan Ampera tidak hanya menjadi simbol politik, tetapi juga mendukung pertumbuhan sosial dan ekonomi di kota Palembang.
Mobilitas antarwilayah terbantu secara signifikan, memungkinkan pertumbuhan ekonomi di kedua sisi sungai. Juga, menjadi salah satu destinasi wisata sekaligus sarana rekreasi bagi warga setempat dan wisatawan.
Seiring berjalannya waktu, Jembatan Ampera mengalami pemeliharaan dan renovasi untuk menjaga keamanan serta kualitasnya.
Pada tahun 2010, jembatan ini mengalami perluasan dengan penambahan jalur lalu lintas sebagai respons terhadap pertumbuhan kendaraan bermotor di Palembang.