Lalu, cium aromanya saat kamu mengaduk sambil menyeduh dan cium aroma kopi setelah kopi larut.
Hal terpenting berikutnya yang perlu diketahui adalah rasa.
Soalnya rasa memiliki ciri khusus yaitu perpaduan antara aroma, keasaman, dan sisa rasa.
BACA JUGA:Kopi Instan Baik atau Tidak untuk Kesehatan? Temukan Jawabannya Disini
Sebab kopi terasa di lidah dan juga di hidung saat aroma uapnya berpindah dari mulut ke hidung.
Itu karena rasa menentukan nilai kualitas dan kompleksitas.
Kembali ke tingkat keasaman, kopi sering digambarkan sebagai asam yang menyenangkan atau asam yang tidak menyenangkan.
Keasaman yang baik akan memiliki rasa manis seperti buah segar, langsung terasa saat menyesap kopi.
BACA JUGA:Kamu Harus Tahu, Ternyata Aroma Bubuk Kopi Dapat Hilangkan Pusing dan Mual Selama Perjalanan
Di sisi lain, terlalu banyak keasaman dianggap tidak menyenangkan.
Tingkat keasaman yang tinggi seperti kopi Afrika Timur dari Kenya dan tingkat keasaman yang rendah seperti kopi Sumatera seringkali menjadi patokan para pencicipnya.
Usai mencicipi, pecinta kopi atau penikmat kopi bisa merasakan rasa dan aroma positif yang terpancar dari rongga mulut.
Jika setelah dicicipi langsung hilang dan rasanya tidak enak lagi, maka kopi tersebut bisa dianggap kualitasnya buruk.
BACA JUGA:Kamu Tahu Nggak, 5 Kopi Asal Sumsel yang Menasional Ini Sudah Tembus Pasar Ekspor
Dan yang terakhir, seluruh aspek aroma, rasa dan keasaman harus seimbang.
Jadi jika ada aspek yang hilang, maka nilai keseimbangan akan berkurang.