
Bahan organik yang berat volume dan organismenya mencapai batas tertentu dapat dijdikan pembangkit listrik.
BACA JUGA:PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, Diimpikan Tahun 1996, Jadi Kenyataan Tahun 2023
Biomassa adalah jenis bahan bakar energi baru terbarukan yang berasal dari organik tumbuhan atau hewan.
Dengan jumlah volume dan organisme tertentu, biomassa bukan hanya bisa dijadikan pembanggkit listrik, tapi juga untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari sebagaimana sudah diterapkan di banyak negara-negara maju.
Biomassa muncul dari bahan organik seperti tanaman, pohon, atau limbah perkotaan dan pertanian.
Sehingga, cadangannya sangat banyak untuk diolah menjadi bahan bakar sehingga muncul energi panas.
BACA JUGA:Apa Itu Biomassa? Bahan Bakar Dirancang Pengganti Batu Bara untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel 8
BACA JUGA:Agar PLN Mau Beli Listrik PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, PT Bukit Asam Terpaksa Turunkan Harga
Contoh sederhana energi biomassa misalnya, apapun barang yang dibakar, limbah pertanian, limbah dari perkotaan, hingga kotoran hewan atau limbah dari peternakan.
Semua itu bisa menjadi biomassa.
Jika untuk pembangkit listrik, tentu saja dibutuhkan dalam jumlah besar dan banyak.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam, Arsal Ismail mengaku bahwa menggunakan biomassa sebagai bahan bakar pengganti batu bara adalah langkah tepat dalam upaya mempercepat target pencapaian Net Zero Emission 2060.
BACA JUGA:Belum Jalan Pakai Batu Bara, Ternyata PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 Sudah Merancang Gunakan Biomassa
BACA JUGA:Awalnya Untuk Menerangi Pulau Jawa, Kini PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 Siap Terangi Pulau Sumatera
Sebelum dilakukan pada PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, kata Arsal, PT Bukit Asam terlebih dahulu akan melakukan pengujian pada pembakit listrik milik PT Bukit Asam yaitu PLTU Tanjung Enim dengan kapasitas 3x10 megawatt.