“Jika malam harinya hujan, saat pagi petani belum bisa menyadap karena harus menunggu kering dulu. Siangnya baru (bisa) disadap,” tuturnya.
BACA JUGA: Harga Anjlok, Petani Karet di Sumsel Menjerit, Ini Harapannya kepada Pemerintah
Di sisi lain, Zulkarnain mengungkapkan, jika kebanyakan petani menjual karet dengan kadar antara 50 sampai 60 persen, bukan yang berkadar kering 100 persen.
“Harga karet kadar 50 persen dihargai Rp10.118 per kg,” beber Zulkarnain lagi.
Selanjutnya, terkait dengan lokasi penjualan karet, Zulkarnain memaparkan, bahwa di Kabupaten OKI terdapat banyak Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).
Di sinilah (UPPB) para petani menjual karetnya.
BACA JUGA: Petani Mengeluh, Harga Karet di Muara Enim Turun, Begini Harapan Mereka
BACA JUGA: Soal Anjloknya Komoditas Sawit dan Karet, Begini Kata Bupati Kurniawan di Hadapan Petani
“Untuk harga karet di UPPB sesuai dengan pasaran atau sama dengan harga Pemerintah,” sebutnya.
Lain halnya jika petani menjual ke pengepul atau tengkulak, maka harga jual karet akan lebih murah dan tidak sama dengan harga pasaran.
Salah satu petani karet di Desa Bumi Harjo, Kabupaten OKI, Abdulloh Faeq, mengaku jika dirinya biasa menjual karet 2 pekan sekali.
Itu sesuai dengan jadwal UPPPB.
BACA JUGA: Harga Getah Karet Terendah Seumur Hidup
BACA JUGA: Tragis! Pria Ini Ditemukan Tewas di Kebun Karet dengan Kepala Bersimbah Darah
“Jadi karet kita dikumpulkan di UPPB,” tuturnya.