Inovasi ini menjadi menjadi salah satu solusi jitu yang ditujukan untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia.
Melalui penerapan co-firing, pemanfaatan EBT dapat dilaksanakan secara cepat tanpa perlu adanya pembangunan pembangkit baru.
"Tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, namun co-firing juga dapat menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi,” tambah Ruly.
Untuk mendukung kemajuan co-firing, PLN NP telah menjalin kerja sama dengan dua (2) perusahaan asal Jepang yang juga memiliki atensi terhadap co-firing; Sumitomo Heavy Industries (SHI) serta Mitsubishi Heavy Industries (MHI).
BACA JUGA: Siap Pimpin Transisi Energi, Dirut PLN Beberkan Jurus Capai Net Zero Emission 2060
Kerja sama dengan SHI melingkupi kajian pada mesin pembangkit boiler tipe CFB pada PLTU Paiton.
Berlangsung sejak Desember 2019, kerja sama dan kajian ini guna mempersiapkan tahap awal co-firing PLTU Paiton pada presentasi 30-50%.
Jika memungkinkan, secara bertahap akan kontinyu dan diujicobakan hingga mencapai 100% firing biomassa.
Sedangkan kerja sama dengan MHI yang telah ditandatangani pada 28 Februari lalu lebih berfokus pada mesin pembangkit PLTU Paiton dengan jenis boiler PC dengan biomassa sawdust serta PLTGU Muara Karang (Jakarta) dengan biomassa hidrogen. (*)