Setelah melewati perdebatan panas, pemilihan ulang wakil ketua umum akhirnya dilakukan.
BACA JUGA:Wow, SDIT Rabbani Muara Enim Raih Juara 1 LCC HUT PTBA
BACA JUGA:Sebagai Wujud Nyata Keseriusanya Dalam Mendukung Dunia Pendidikan, Ini yang Dilakukan Kaffah
Dan, saat penghitungan, perwakilan search FIFA dilibatkan sebagai saksi. Hasilnya, Ratu Tisha yang pada pemilihan pertama tersingkir berbalik mendapatkan suara terbanyak: 54 suara, disusul Yunus Nusi 53 suara, dan Menpora terpental karena hanya mendapatkan 44 suara.
Peserta kongres lagi-lagi terkejut bagaimana mungkin Menpora dikalahkan oleh Yunus Nusi.
Tak berselang lama setelah dinyatakan kalah, Zainudin Amali keluar dari ruangan kongres dia ditemani beberapa timsesnya.
BACA JUGA:4 Ribu Madrasah Ikut Sosialisasi Sertifikasi Halal Kantin
BACA JUGA:Wow, IRMA Jamik Al Hikmah Desa Muara Lawai Gelar Berbagai Lomba untuk TPA Meriahkan Isra Mi’raj
Tampak di belakang Menpora wakil ketua umum sebelumnya, Iwan Budianto, menyertai.
Pria yang akrab disapa IB itu terlihat membisikkan sesuatu ke Zainudin Amali.
Drama susulan tak lama kemudian terjadi Yunus Nusi yang terpilih tiba-tiba menyatakan mengundurkan diri.
Zaunudin Amali kemudian menggantikan posisi pria yang masih menjabat Sekjen PSSI itu.
BACA JUGA:Dalam Rangka Bulan K3 Nasional PT BAS, Gelar Pengobatan Gratis dan Peresmian Kantor Desa Keban Agung
Di luar drama-drama tersebut, seperti kongres yang sudah-sudah, isu ’’wani piro” mewarnai KLB kali ini.
Saat agenda penutupan kongres dan media sudah bisa masuk ruangan, kolega dari wartawan koran ini yang ikut kontestasi tiba-tiba menyambut dengan kalimat, ’’Saya ndak ada yang milih, Mas. Karena saya ndak punya modal.”
Beberapa sumber koran ini mengungkapkan, satu suara posisi Exco PSSI di KLB kemarin dibanderol Rp 10 juta–Rp 25 juta. Memakai format 50 plus satu, jika KLB diikuti 87 voter, untuk menjadi Exco PSSI dibutuhkan minimal 44 suara.