Selain dalam penanganan pandemi, Indonesia juga menjadi acuan dunia untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah dua tahun dihantam pandemi, dengan tetap memperhatinkan sisi sosial dan lingkungan hidup.
Naiknya peringkat dan citra pariwisata Indonesia secara signifikan di dunia internasional tidak lepas dari leadership (kepemimpinan) Menparekraf Sandiaga Uno.
Sandi memahami dengan baik fungsi manajemen serta mampu berkomunikasi efektif dengan berbagai kalangan terkait.
BACA JUGA:Stop Kekerasan Seksual: Ciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman Bagi Anak-Anak
Tapi tentunya masih ada beberapa kekurangan.
Ajang dunia semisal MotoGP adalah lahan untuk terus memperbaiki kekurangan.
Dari pagelaran besar seperti ini bisa dilihat sisi mana saja yang kurang untuk dibenahi.
Selain itu, seluruh destinasi super prioritas seperti Bali hingga Komodo serta manajemen delapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yaitu Morotai, Singosari, Tanjung Lesung, Likupang, Lido, Nongsa, Tanjung Kelayang, dan Mandalika perlu terus berbenah agar menjadi lebih baik lagi.
BACA JUGA:Gembiranya Kembali ke Sekolah
Khusus dari sisi regulasi, ada dua regulasi yang menjadi perhatian masyarakat yaitu KUHP baru dengan pasal zina yang dikhawatirkan bisa merugikan wisatawan mancanegara.
Serta adanya rencana untuk merevisi UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dimana masukan dari semua stakeholders pariwisata sangat diperlukan bagi perbaikan undang-undang tersebut.
Pekerjaan Rumah
Meski sektor pariwisata dan ekomomi kreatif di Tanah Air sudah banyak mengalami kemajuan, secara khusus ada sejumlah PR yang perlu dibenahi di tahun 2023.
BACA JUGA:Memanfaatkan Layanan Digital Perpustakaan Nasional
Mulai dari kualitas sumberdaya manusia (SDM) hingga infrastruktur bandara, pelabuhan, dan jalan yang memberi kemudahan bagi para pelancong.
Dalam indikator penilaian juga perlu terus diperhatikan soal keamanan, lingkungan bisnis, kebersihan, hingga infrastruktur penunjang lain.