Beras Masih Superior Pada Garis Kemiskinan Makanan

Jumat 21-01-2022,07:30 WIB
Oleh: Redaksi Enim Ekspres

Oleh Venny Delviari S A P Staf Sub Bagian Umum BPS Kabupaten Muara Enim BERAS merupakan komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan Makanan GKM Namun untuk menjaga ketersediaan dan menjaga stabilitas harga beras selalu menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Indonesia agar ketersediaan pangan nasional terjaga dengan aman Sebagai bahan makanan pokok penduduk Indonesia tingkat konsumsi beras masih cukup tinggi dengan rata rata konsumsi rumah tangga secara nasional mencapai 6 18 kg per minggu Dengan melihat angka kebutuhan yang masih cukup tinggi maka kerawanan pangan menjadi faktor yang mempengaruhi kemiskinan Produksi beras tahun 2021 mengalami peningkatan 1 12 persen dibandingkan dengan produksi tahun 2020 yaitu sebesar 31 69 juta ton Nilai tukar rupiah yang masih fluktuatif menjadi faktor ketidakpastian pasar namun hal ini tidak membuat surut pasar dan industri Konsumen dan pasar tetap meningkatkan kinerja dan menunjukkan optimisme meski dalam masa pandemi Di tengah kabar ketidakpastian nilai tukar rupiah ada kabar positif yang datang dari nilai angka kemiskinan di Indonesia yang mencapai level satu digit saja dan Provinsi Sumatera Selatan masih dalam level dua digit namun menurun dari periode pada bulan yang sama di tahun 2021 Pada Tanggal 17 Januari 2022 Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Selatan merilis Profil Kemiskinan Sumatera Selatan September 2021 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 1 116 61 ribu orang atau sebesar 12 79 persen dari total penduduk Sementara itu angka kemiskinan Nasional Indonesia yaitu 9 71 persen atau sebanyak 26 50 juta orang Potret kemiskinan nasional membaik penduduk miskin di Indonesia berkurang sama halnya dengan potret kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan Penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan berkurang 3 04 ribu jiwa dari periode setahun sebelumnya Dari angka tersebut dapat diketahui sebagian besar penduduk miskin tersebar di perdesaan sebesar 723 23 ribu orang dan di perkotaan sebesar 393 38 ribu orang Jumlah penduduk miskin di perkotaan mengalami penurunan sedangkan penduduk miskin di perdesaan mengalami kenaikan Garis Kemiskinan GK digunakan sebagai batas untuk mengelompokkan penduduk miskin atau tidak miskin Di mana penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan Pada September 2021 komoditas kelompok makanan yang memberikan sumbangan masih sama dengan tahun sebelumnya baik di perkotaan maupun di perdesaan seperti beras rokok kretek dan telur ayam ras namun beras tetap superior pada Garis Kemiskinan Makanan Beras memberikan sumbangan terbesar di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 16 86 persen di perkotaan dan 23 30 persen di perdesaan Tiga daerah penghasil beras terbesar di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Banyuasin Ogan Komering Ulu Timur dan Ogan Komering Ilir menjadi andalan Provinsi Sumatera Selatan dalam menjaga stok pangan secara regional Sepanjang tahun 2021 stok beras dinyatakan Presiden masih dalam stok aman sehingga Indonesia tidak melakukan impor beras selama tahun 2021 Impor beras untuk kebutuhan umum atau konsumsi hanya bias dilakukan oleh Perum Bulog berdasarkan penugasan yang diberikan pemerintah Gerakan Sumsel Mandiri Pangan SMP mengajak masyarakat Sumatera Selatan agar lebih produktif dan konsumtif untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga serta dapat menunjang pemulihan ekonomi sehingga penghasilan masyarakat akan bertambah dengan merubah pola pikir dari konsumen menjadi produsen Dimensi lain yang perlu diperhatikan dalam persoalan kemiskinan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan karena persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata rata kesenjangan pengeluaran masing masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan Indeks keparahan kemiskinan adalah gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin Pada masa satu tahun terakhir September 2020 September 2021 Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 Provinsi Sumatera Selatan meningkat sebesar 0 064 poin hal ini mengindikasikan bahwa selama masa Pandemi Covid 19 melanda tingkat kesejahteraan penduduk miskin masih belum membaik Indeks Keparahan Kemiskinan P2 Provinsi Sumatera Selatan mengalami sedikit peningkatan dalam setahun terakhir yaitu 0 009 poin Jika dibandingkan di daerah perkotaan Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 dan Indeks Keparahan Kemiskinan P2 lebih rendah daripada di daerah perdesaan Untuk mengukur ketimpangan kesenjangan pendapatan BPS menggunakan indikator Gini Ratio dan Distribusi Pengeluaran menurut World Bank Dalam satu tahun terakhir September 2020 September 2021 Gini Ratio Sumatera Selatan mengalami peningkatan dari 0 338 menjadi 0 340 atau naik 0 002 poin Hal ini menunjukkan bahwa program pembangunan di Sumatera Selatan sudah menampakkan hasil di bidang kesejahteraan rakyat tetapi belum sesuai dengan apa yang telah diharapkan Gini Ratio di daerah perkotaan dan perdesaan pada periode September 2020 September 2021 sama sama mengalami peningkatan Menurut World Bank pada masa September 2020 September 2021 distribusi pengeluaran di Sumatera Selatan menunjukkan distribusi yang sedikit menurun yakni sebesar 0 32 persen poin Gambaran ini menunjukkan bahwa perlu ditingkatkannya rata rata pendapatan masyarakat golongan bawah melalui program program pemerintah khususnya di bidang kesejahteraan rakyat Dibutuhkan sinergisitas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten Kota se Sumatera Selatan agar angka kemiskinan di Sumatera Selatan menurun terutama pada masa pandemi Covid 19 yang sangat berdampak terhadap kesejahteraan penduduk miskin Dengan adanya program program pengentasan kemiskinan harus terus bergerak menekan angka kemiskinan karena sampai dengan saat ini masih ada indikasi bahwa intervensi program program pengentasan kemiskinan di Sumatera Selatan belum dinikmati secara merata di antara penduduk miskin dan harus lebih intensif menjaga daya beli penduduk miskin di perdesaan Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi bagian penting untuk menjaga dan mengawal perubahan komoditas penyumbang garis kemiskinan Semoga turunnya kemiskinan bukan eforia sesaat sehingga kita semua lengah terbawa arus eforia mari kita terus bekerjasama untuk Indonesia Maju Indonesia Tumbuh

Tags :
Kategori :

Terkait