Jenderal TNI (Purn) Dudung: Industri Pertahanan Sebagai Salah Satu Pilar Pencapaian PDB Nasional

Jenderal TNI (Purn) Dudung: Industri Pertahanan Sebagai Salah Satu Pilar Pencapaian PDB Nasional

Ketua Forum Komunikasi Industri Pertahanan Marsekal Madya (Purn) Eris Heryanto didampingi Staf dan Pengurus Forkom Indhan melakukan audiensi dengan Jenderal TNI (Purn) Prof. H. Dudung Abdurahman, selaku Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional--

Sebagaimana diketahui bersama, dalam kurun waktu 20 tahun ke belakang, beberapa negara telah berhasil membangun ekosistem industri pertahanan sehingga berkembang menjadi suatu business enterprise berskala global yang berkontribusi signifikan bagi pencapaian PDB negara tersebut.

Negara produsen Alutsista seperti Turki, Korea Selatan, India, China bahkan Vietnam secara bertahap telah berhasil merebut pangsa pasar produksi Alutsista di hampir seluruh segmen teknologi senjata di seluruh dunia.

BACA JUGA:Dukung Asta Cita Presiden Prabowo, Kementerian BUMN Adakan Workshop Penggunaan AI

BACA JUGA:Kolaborasi Kementrans dan Kementan Agar Pendapatan Petani serta Transmigran Lebihi Gaji Menteri

Atas dasar itulah, maka tidak berlebihan jika Ketua Forkom Indhan dengan Penasihat Khusus Presiden bidang Hannas bertekad untuk memulai penataan ekosistem industri pertahanan dengan menggandeng semua stakeholders di tataran strategis hingga grass root untuk bersama-sama berkontribusi dalam tahapan perencanaan hingga pembangunan berbagai sentra industri pertahanan yang diintegrasikan dalam suatu kawasan ekonomi khusus berbasis industri.

Pentingnya melibatkan seluruh stakeholders industri pertahanan adalah untuk menjaring SDM potensial yang secara mandiri dan swadaya sudah mengembangkan ide pemikiran pribadinya yang relevan dengan bidang pertahanan baik militer maupun nirmiliter sehingga dapat diorkestrasikan melalui ekosistem industri pertahanan yang kondusif dan berkelanjutan.

Generasi muda inilah yang nantinya dikader sebagai backbone industri pertahanan modern yang mampu berkompetisi dengan produsen Alutsista global sehingga dapat menyumbang pertumbuhan PDB Indonesia dengan porsi yang signifikan.

Pengelolaan industri pertahanan yang menggunakan skema hilirisasi dimana secara end-to-end dilaksanakan secara terpusat akan memiliki efisiensi tinggi sehingga biaya produksi dapat ditekan dan harga jual dapat kompetitif tanpa meninggalkan kualitas material.

BACA JUGA:Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman: Sentralistik Demokratik Bertujuan Mencapai Keseimbangan

BACA JUGA:Mengenal Bahasa Prancis Sambil Menjelajahi Liburan di Asia

Selain itu adanya ketersediaan raw material yang berlimpah maupun ketersediaan rare earth yang mencukupi di Indonesia dapat menjadi modal awal strategis dalam mendukung kebutuhan pasokan industri pertahanan sehingga dapat semakin menekan biaya produksi.

Dalam perspektif geopolitik global dan regional, kemampuan suatu negara untuk membangun industri pertahanannya secara mandiri dan berkelanjutan saat ini sudah menjadi semacam bargaining chip dalam konteks diplomasi formal.

Hal ini dimungkinkan terjadi karena industri pertahanan secara by design merupakan industri kompleks yang selain menyerap banyak SDM berkualitas juga dikelola oleh banyak project management professional sehingga dapat pula merintis kultur kewirausahaan di tengah masyarakat lokal dimana kawasan industri tersebut didirikan dan beroperasi.

Di samping itu pula, kehadiran industri pertahanan juga dapat memberikan jaminan keberlangsungan di bidang Pembangunan Pertahanan Nasional dengan menghadirkan banyak ragam Alutsista karya anak bangsa bagi kebutuhan TNI maupun insentif ekonomi bagi pembangunan di wilayah tersebut serta mampu mendongkrak peluang ekspor produk pertahanan yang mendukung pencapaian PDB 8%.

BACA JUGA:Membanggakan! Pemuda Indonesia Ini Raih Penghargaan Internasional dari Kerajaan Bahrain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: