Diberdayakan BRI, Bisnis Klaster Petani Salak Ini Melejit

Diberdayakan BRI, Bisnis Klaster Petani Salak Ini Melejit

Bazaar UMKM BRILiaN di Kantor Pusat BRI, Jakarta pada Jumat 18 Oktober 2024. Foto : Istimewa--

Dengan harga jual Rp15.000- Rp18.000 per kilogram, produk salak pondoh dari Desa Kutambaru kini semakin dikenal dan diminati di pasar lokal maupun luar daerah.

Peminat yang paling banyak yakni konsumen dalam negeri, misalnya Aceh. Tetapi salak dari kelompok ini juga diekspor ke Malaysia dan Thailand.

BACA JUGA:KUR BRI Jadi Penyelamat Usaha di Masa Pandemi COVID-19

BACA JUGA:Tidak Perlu Datang ke Bank, Lebih Mudah Buka Rekening Lewat BRI Mobile

Adapun panen dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan hasil mencapai 1-1,5 ton sehingga omzet yang dihasilkan mencapai Rp30 juta per bulan.

Wulan bercerita, awal mula klaster tersebut mengenal BRI yakni pada 2010 saat meminjam Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan terus berangsur meningkat hingga saat ini.

Pinjaman tersebut menjadi modal awal yang membuat usahanya semakin berkembang. 

Wulan juga menuturkan, selama ini BRI hadir dalam rangka pendampingan, atau memantau perkembangan klaster dibarengi dengan penyuluhan informasi produk-produk BRI.

BACA JUGA:Mengecap Manisnya Bisnis Stroberi dengan Pemberdayaan BRI

BACA JUGA:BRI Property Expo Goes to Sinarmas Land: Miliki Hunian Idaman dengan Penawaran Menarik

Ia pun berharap, pendampingan dan pemberdayaan dari BRI terus berlanjut.

“Semoga kedepan peminjaman modal semakin mudah karena kami para petani salak masih membutuhkan modal,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa Klaster Usaha merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah.

Dengan demikian tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.

BACA JUGA:BRI dan Pos Indonesia Luncurkan Fitur Kirim Barang di BRImo, Kini Jadi Lebih Mudah dari Smartphone

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: