Membangun Budaya Literasi di Bulan Ramadhan

Membangun Budaya Literasi di Bulan Ramadhan

H. Akwam, M.Pd.i (Dosen Tetap Tetap Pada Sekolah Tinggi Tarbiyah Lahat Sumsel). FOTO : IST--

Oleh : H. Akwam, M.Pd.i

Dosen Tetap Tetap Pada Sekolah Tinggi Tarbiyah Lahat Sumsel

Tulisan ini sengaja dibuat untuk menyambut dengan gembira peringatan Nuzulul Qur'an ( turunnya Al-qur'an) bulan suci Ramadhan 1445 H / 2024 M.

DAHULU, pada masa awal turunnya Al-qur'an, bangsa Arab dikenal dengan sebutan masyarakat yang ummiyyin(masyarakat yang tidak pandai baca dan tulis) sebagaimana disebutkan dalam tafsir surat Al-Jum'ah ayat 2.

"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah ( As-sunnah ). Dan mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata" (QS.Jum'ah ayat 2)

Bayangkan, kepada kaum yang tidak pandai membaca dan menulis yaitu orang-orang Arab, yang sebagian mereka dapat menulis dan sebagiannya lagi tidak dapat menulis sebab mereka bukan termasuk Ahli Kitab, dikirim kepada mereka seorang Nabi yang Muhammad SAW yang juga seorang yang ummi. ( Tafsir Min Fathil Qadir Karya Dr.Muhammad Sulaiman Al-Asyqor, Dosen Tafsir Universitas Islam Madinah)

BACA JUGA:Ramadan: Bulan Peredam Tutur

Hal ini menunjukan bahwa Allah sangat sayang kepada ummat ini, meskipun pada awalnya mereka dalam kesesatan yang nyata. "Dan mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata"  (Akhir ayat ke dua surat Jum'ah).

Dalam Tafsir As-sa'di disebutkan bahwa maksud kaum yang buta huruf adalah kaum yang tidak memiliki kitab suci dan tidak ada jejak kerasulan, baik dari kalangan Ahli Kitab atau lainnya. 

Allah memberikan ujian besar pada mereka yang melebihi karunia kalangan lainnya, karena mereka tidak memiliki ilmu dan kebaikan.

Mereka sebelumnya dalam "kesesatan yang nyata" dengan menyembah pohon, batu, kayu dan beretika seperti binatang buas pemangsa, yang kuat memakan yang lemah.

BACA JUGA:Ramadan: Seni Menyelami Diri

Mereka berada dipuncak kebodohan terhadap ilmu para nabi, kemudian dengan karunia-Nya diutus kepada mereka Rasul dari kalangan mereka, yang mereka mengetahui nasab, sifat-sifat baik serta kejujurannya, dan Allah menurunkan kitab suci-Nya.

Yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka yang pasti dan mengharuskan beriman dan meyakini dan "mensucikan mereka" dengan menjelaskan dan mendorong mereka pada sifat-sifat utama serta mencegah mereka dari akhlak yang tercela. (tafsir As-sa'di, pakar Tafsir abad 14 H)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: