Varian Siluman
Subvarian baru Omicron BA.2.75 yang dipresiksi lebih menular. Foto : DISWAY.ID/DNN--
Oleh: Dahlan Iskan
"RS.... full pasien Covid varian baru BA 2.75. Mereka habis liburan ke Bali. Varian baru lebih menakutkan. Butuh 20 hari baru negatif."
Itu beredar di WA Kamis kemarin. Tentu saya tidak percaya begitu saja. Juga tidak langsung terpengaruh. Saya forward info itu ke dua peneliti yang Anda sudah hafal namanya: drh Indro Cahyono dan Prof Dr Chairul Anwar Nidom.
Indro langsung merespons: "Varian baru dan lonjakan angka itu dua hal yang berbeda. Jangan panik," katanya.
Untuk bisa tahu bahwa itu varian baru tidak mudah. Harus dilakukan sequence DNA. Tidak cukup dengan PCR, apalagi rapid test. "Jangan ada pikiran kalau di suatu tempat ditemukan varian baru, lalu di situ jumlah pasien naik berarti varian baru semua," ujar Indro.
Memang kini ditemukan varian baru lagi. Yakni varian Centaur. Yang juga mendapat gelar varian siluman –kesannya lebih menakutkan, seperti terbaca di WA itu.
Saya pun bertanya: dari mana datangnya gelar siluman itu.
Ternyata itu tidak ada hubungannya dengan kesaktian suatu varian. ''Gelar siluman itu berlatar belakang kisah di balik nama itu saja.
Nama Centaur diambil dari –lagi-lagi– Yunani. Di sana ada tokoh mitos bernama Centaur. Tokoh mitos. Bukan tokoh sejarah.
Centaur itu berwujud setengah kuda, setengah manusia. Bisa berderap, bisa terbang. Kalau lari kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Kalau terbang melebihi kecepatan Garuda ditambah Lion, ditambah Citilink, ditambah Batik ditambah Wing Air pun kalau masih harus ditambah Bouraq.
Dari situlah muncul gelar siluman. Kata siluman itu memang mampu menggetarkan ketakutan --padahal uang siluman justru bisa menyilaukan.
Siapa yang menyebarkan istilah varian siluman itu? Mungkin Anda. Mungkin juga pabrik masker. Atau pengusaha PCR dan antigen. Bukan. Rasanya orang iseng saja.
Tes untuk mengetahui varian baru itu mahal. Sekitar Rp 8 juta per satu orang. Bayangkan kalau 5.000 orang itu dibilang varian siluman semua. Rp 40 miliar.
Apakah terhadap 5.000 orang itu dilakukan sequencing DNA semua?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: