
Sebab harapan berkejanjutkan pembangunan tol ini bukan karena semata untuk kepentingan bisnis batubara saja, melainkan membantu aksestabilitas masyarakat melalaui jalan lintas tengah dari Palembang, Indralaya, Baturaja, Muara Enim hingga Lahat.
Untuk diketahui Tol Indralaya-Prabumulih-Muara Enim yang memiliki panjang 119 km dan terbagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama adalah Simpang Indralaya-Prabumulih dengan panjang 65 km, sedangkan sesi kedua adalah Prabumulih-Muara Enim dengan panjang 54 km.
Proyek pembangunan tol ini dikerjakan oleh PT Hutama Karya dan menelan investasi sebesar Rp24,11 Triliun dengan biaya konstruksi Rp15,68 Triliun.
Namun statusnya kini, pemerintah pusat mengeluarkan status Pembangunan Tol Prabumulih-Muara Enim dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga Tol Prabumulih-Muara Enim merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra yang menghubungkan Palembang, Indralaya, Prabumulih dengan Muara Enim terhentim
BACA JUGA:5 Daerah di Sumsel Dilintasi Jalan Tol, Palembang Paling Strategis, Kok Bisa ?
Hingga saat ini belum ada tanda-tanda kelanjutan pembangunan, hal itu karena pembangunannya tergantung kemampuan keuangan PT Hutama Karya.