
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Panji Cahyanto, menambahkan kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, melainkan ruang edukasi budaya yang hidup.
BACA JUGA:Gubernur Sumsel Ajak Warga Maknai Tahun Baru Islam dengan Silaturahmi dan Penguatan Iman
BACA JUGA:Kolaborasi Pemprov Sumsel dan PIM Wujudkan Perayaan Hari Kebaya Nasional yang Berkelas
Ia menekankan pentingnya menjadikan Anjungan Sumsel sebagai panggung budaya berkelanjutan.
“Kami ingin masyarakat Jakarta dan perantau mengenal lebih dalam tentang Sumsel. Karena itu, 17 kabupaten/kota kita libatkan penuh dalam festival ini,” jelasnya.
Ketua Dekranasda Sumsel, Hj. Febrita Lustia Herman Deru, menyampaikan Anjungan Sumsel harus menjadi rumah budaya aktif yang bisa diakses siapa saja.
Ia juga mengusulkan agar kabupaten/kota bergiliran membuat acara tematik di tempat tersebut.
BACA JUGA:Gubernur Sebut PKK dan Dekranasda Jadi Garda Terdepan Perubahan Sosial di Sumsel
BACA JUGA:Sinergi Pemprov Sumsel dan BPKP Kawal Proyek Strategis Hingga Dana Desa
“Bisa saja satu bulan Lahat, bulan berikutnya OKU Timur. Kita hidupkan anjungan ini dengan cara kolaboratif,” ujar Febby.
Festival ini menjadi ruang temu antara budaya, kreativitas, dan ekonomi.
Produk-produk kerajinan lokal serta kuliner khas menjadi daya tarik yang mampu memperkenalkan kekayaan Sumsel secara holistik.
Festival Seni Tradisi Sumsel 2025 tidak hanya menjadi pesta budaya, tetapi juga momentum refleksi untuk merawat warisan leluhur dalam balutan zaman yang terus bergerak.