MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Buah melon berwarna kuning emas bergelantungan di sebuah kebun hidroponik di Desa Tanjung Karangan, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.
Bukan melon biasa, melon-melon ini adalah melon golden premium yang dapat dijual dengan harga di atas rata-rata.
Melon golden premium hanya salah satu tanaman yang dibudidayakan di sana, hamparan bibit menghijau di lahan seluas 1,5 hektare.
Itu lah Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Pembibitan yang dibina PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
BACA JUGA:10 Kali Berturut-turut, PT Bukit Asam Pertahankan Predikat Indonesia Most Trusted Company
BACA JUGA:Gandeng Perguruan Tinggi Hingga Petani, PT Bukit Asam Kembangkan Inovasi Pertanian Berkelanjutan
Dahulu lahan tidur yang tidak bermanfaat, kini tanah itu jadi tempat usaha pembibitan yang menghidupi penduduk sekitar.
Salah satunya Suwarno, warga desa setempat.
Suwarno dulunya bekerja sebagai kuli pada pertambangan tanpa izin (PETI) yang ada di sekitar Desa Tanjung Karangan.
Tapi bekerja di PETI penuh risiko. Selain melanggar hukum, bekerja di PETI juga tidak sehat.
BACA JUGA:Terus Berdayakan Masyarakat, PT Bukit Asam Dianugerahi Tamasya Award oleh Kementerian ESDM
BACA JUGA:PT Bukit Asam Raih Platinum di Asia Sustainability Reporting Rating 2024
Suwarno merasa lega, kini dia tak lagi menghadapi bahaya longsor serta ancaman hukuman, badan pun lebih sehat.
Keluarganya di rumah juga jadi lebih tenang.
"Sebelum bekerja di sini, kami bekerja di PETI. Gali, angkut pakai karung, naikkan ke truk. Dengan bekerja di sini, tenaga enggak terkuras, badan sehat, keluarga senang," kata Suwarno.