Dalam penanganan stuntingnya, bukan hanya melalui rujukan, tetapi juga dengan pembinaan posyandu balita, posyandu per desa, termasuk pengadaan antropometri kit.
BACA JUGA:Atasi Stunting, Pemkab Muara Enim Launching Inovasi Piring Emas
BACA JUGA:Disway.id Group-BKKBN Sepakat Kerjasama Turunkan Stunting
Kemudian, pelatihan kader posyandu yang terdapat anak stunting, workshop bidan desa, cooking class, PMT dan one day one egg.
Lalu, pembagian sembako kepada keluarga stunting, pembagian media edukasi stunting di posy balita yang terdapat balita stunting.
Kegiatan utamanya adalah rujukan balita stunting ke poli stunting RSUD HM Rabain, karena selama ini baru sebatas pemeriksaan di Puskesmas saja.
Salah satu tatalaksana balita stunting adalah dirujuk ke Rumah Sakit.
BACA JUGA:Tiga Desa di Kabupaten Muara Enim Prioritas Penanganan Stunting
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Canangkan Gerakan Gemar Makan Telur, Upaya Cegah Stunting
"Memang bisa dicover dari BPJS, tapi untuk ke rumah sakit, namun untuk makan keluarga yang ke rumah sakit dan sebagainya tidak ada," katanya.
"Bahkan ada juga beberapa anak stunting yang secara administrasi tidak punya NIK karena menikah muda, tapi dengan inovasi ini bisa mendapatkan pemeriksaan di RS yang dibiayai oleh PT Pama," jelas Nakes Gizi yang bertugas di Puskesmas Tanjung Enim ini.