BACA JUGA:Pengaruh Faktor Genetik terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak
Pemandangan stalaktit dan stalagmit ini yang bisa kita nikmati karena keindahan karena pantulan lampu-lampu warna-warni.
Kita juga dapat mendengar dan menikmati gemercik aliran sungai Sumuhun di dalam goa putri yang membuat suasan hati kita menjadi tenang.
Ternyata sungai Sumuhun mengalir sepanjang 160 meter.
Ternyata menurut kepercayaan masyarakat setempat nama Goa Putri bukan asal nama saja, tetapi ada asal usulnya, yaitu berasal dari sebuah legenda.
BACA JUGA:Tingkatkan SDM, 40 Perawat Muara Enim Ikuti Diklat Kompetensi
Menurut legenda, pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri yang cantik bernama Dayang Merindu.
Pada saat sang putri dayang merindu sedang mandi di sungai sumuhun, dan pada saat itu lewatlah seorang pengembara yang bernama serunting sakti atau lebih dikenal dengan sebutan si pahit lidah.
Pada saat itu serunting saksi ingin sekali menyapa putri dayang merindu yang berparas cantik itu, namun kehadirannya tidak diperhatikan oleh putri dayang merindu.
Serinting sakti geram dan marah, dan ia pun berkata “Sombong Sekali Putri ini, diam seperti batu”.
BACA JUGA:Siap-siap! Wilayah di Muara Enim Ini Akan Terdampak Pemadaman Listrik, Selasa 16 Juli 2024
Belum kering ludah si serunting saksi, dayang merindu telah menjadi batu.
Setelah itu serunting sakti pergi ke desa tempat tinggal Putri dayang merindu dan keluarganya.
Keadaan desa sangat sepi, dan serunting sakti pun berujar “Sepi desa ini seperti goa sepi”, dan tak lama desa itupun juga menjadi batu.
Itulah asal usul adanya nama goa putri yang sering kita jumpati di Kabupaten Ogan omering Ulu.
BACA JUGA:Meriah! Ribuan Warga Desa Muara Harapan Ikuti Pawai Obor Memperingati 1 Muharram 1446 H