Namun usia tak yang tahu, setelah manasik kondisi sang ayah memburuk, sehari setelahnya meninggal dunia.
Suci pun ditawari untuk menggantikan porsi sang ayah dan menemani ibunya untuk berhaji.
“Hasil rembuk keluarga akhirnya saya yang berangkat. Itu juga suami yang bantu mengurus berkas-berkasnya,” kata Suci, wanita asli Sukabumi ini.
Sementara, Irpan sudah mendaftar haji meski belum waktunya berangkat.
BACA JUGA:Tips Memilih Jasa Pengiriman Barang Bagi Jamaah Haji Indonesia
Saat tahu ada kebijakan pendamping lanjut usia (lansia), Irpan pun mendafar untuk menemani sang ayahnya berhaji.
“Jadi kami merasa berkah lah, sama-sama bisa mendampingi orangtua untuk naik haji. Itu bukti bakti kepada orangtua,” ucap Irpan.
Pada musim haji 2024, Pemerintah mengambil kebijakan baru untuk kuota pendampingan lansia, pendamping jamaah haji penyandang disabilitas, dan penggabungan mahram.
Ketika tahu sama-sama berangkat haji meskipun berbeda kloter, keduanya sangat senang.
BACA JUGA:Bahagia Bercampur Sedih, Pemuda Ini Jalani Ibadah Haji Menggantikan Ibunya yang Meninggal Dunia
Meskipun keduanya ada perasaan sedih saat terpaksa berpisah karena berbeda kloter dan waktu keberangkatan.
“Selama di Madinah ini saya memang belum bilang tinggal di hotel mana, takutnya suami enggak fokus. Saya bilang, nanti aja kita bertemu di Nabawi,” ucap Suci.
Suci dan Irpan pun akhirnya bertemu di Nabawi, di depan Gerbang 338, yang lazim disebut gerbang cinta.
Mereka pun dengan sumringah meminta difoto.
BACA JUGA:Innalillahi wa Inna Ilaihi Rojiun, 1 Jamaah Haji dari Embarkasi Jakarta-Bekasi Meninggal Dunia
“Senang sekali akhirnya bisa bertemu, di Masjid Nabawi lagi,” ungkap Suci bahagia.