"Yaitu Orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringinya dengan menyebut-nyebut (mengungkit) pemberiannya dan tidak menyakiti (penerima), mereka akan mendapat pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
BACA JUGA:Selain 4 Sedekah Adat, Ini 6 Tradisi Budaya Tak Benda di Sumsel Masih Dilestarikan Sampai Sekarang
BACA JUGA:Mengenal 4 Jenis Sedekah Adat yang Ada di Provinsi Sumsel, Masih Dilestari Sampai Sekarang
Bukan hanya Allah yang melarang mengungkit segala perbuatan baik, Nabi Muhammad dalam salah satu hadist dari Abu Dzarr bersabda yang artinya:
“Ada tiga golongan manusia yang pada Hari Kiamat tidak Allah ajak mereka bicara, tidak melihat mereka, tidak mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih.”
Sahabat Abu Dzar berkata, “Rasulullah SAW mengulanginya sampai tiga kali dan Abu Dzar bertanya, “Mereka gagal dan rugi itu siapa ya Rasulullah?”
Rasulullah SAW menjawab:
“Orang yang melakukan isbal (memanjangkan kain sampai melebihi mata kaki), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikan, dan orang yang (berusaha) membuat laku barang dagangan dengan sumpah palsu” (HR Muslim).
Sebaliknya, kepada orang yang sudah berbuat baik agar selalu mengenangnya.
Tujuannya tentu saja agar kita berterima kasih kepada orang tersebut dan diikuti dengan bersyukur kepada Allah SWT.
Sebab, bantuan orang tersebut kepada kita termasuk bagian dari nikmat Allah SWT yang wajib disyukuri.
BACA JUGA:4 Amalan Utama dalam 10 Hari Terakhir Ramadan
Nikmat, rezeki atau bantuan dari Allah melalui orang lain.