Fakta Jembatan Ampera Palembang, Destinasi Wisata Super Andalan di Sumsel yang Jarang Diketahui

Jumat 30-06-2023,13:49 WIB
Reporter : Mukhlis
Editor : Andre

Total biaya pembangunan USD4.500.00 (USD 1 sama dengan Rp200,-), dan disepakati namanya adalah Jembatan Musi.

Nama itu diambil dari nama sungai yang dilintasi jembatan.

Diresmikan oleh Presiden Soerkarno pada 30 September 1965 jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno dan langsung tercatat sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara.

Selain terpanjang di Asia Tenggara, jembatan dengan panjang 224 meter dan 9 meter dari permukaan air termasuk jembatan berteknologi canggih di zamannya karena bisa mengangkat badan jalan bagian tengah untuk lalu lintas kapal besar.

BACA JUGA:Fakta Tentang Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak

Keberadaan jembatan ini sangat penting untuk lalu lintas yang memisahkan bagian ilir dan bagian ulu Palembang.

Keinginan untuk menyatukan seberang ilir dan seberang ulu semakin kuat sejak pemerintahan Palembang dipegang Kolonial Belanda dijabat oleh Le Cocq pada tahun 1924.

Tapi ide dari masyarakat sudah ada sejak tahun 1906.

Karena lokasi pembangunan di pusat kota, maka panitia dan kontraktor sepakat mall besar bernama Dezon atau Matahari, Bank Escompto, dan kantor listrik peninggalan Belanda harus dibongkar.

BACA JUGA:4 Tempat Wisata Sejarah di Palembang, Nomor 3 Lokasinya Tak Jauh dari Jembatan Ampera

Yang dipertahankan hanya kantor air rakyat yang saat ini kantor wali kota Palembang.

Pada April 1962, proses pembangunan dimulai dengan tenaga ahli didatangkan dari Jepang.

Jembatan diresmikan 1965 dan dibuka untuk umum.

Nama yang sebelumnya Jembatan Musi diganti dengan nama Jembatan Bung Karno.

BACA JUGA:Kamu Wisata ke Sekitar Jembatan Ampera Palembang Tidak Cukup Waktu Sehari, Ini 5 Objeknya

Tapi, pada tahun 1966 namanya diubah lagi menjadi jembatan Ampera.

Kategori :