Dahulu, masyarakat etnis Tionghoa merayakan Hari Bakcang dengan cara melemparkannya ke sungai Miluo, berbeda dengan sekarang mereka merayakannya dengan makan bakcang.
Beras atau ketan serta angka 5 memiliki arti keberuntungan, menurut tradisi etnis Tionghoa.
Perayaan ini pada tanggal 5 bulan 5 yang dipercaya sebagai salah satu lambang kemuliaan.
BACA JUGA:Perhatian, Begini Soal SRS Airbag dan Cara Atur Tempat Duduk dari Daihatsu
BACA JUGA:Idul Adha di Indonesia dan di Arab Saudi Berbeda, Kenapa?
Bakcang yang dibentuk seperti segitiga ini ternyata memiliki arti dari keempat sudut itu loh!
Keempat sudut itu yang mewakili sifat manusia yaitu zhi zu yang berarti merasa puas dengan apa yang telah dimiliki, gan en yang berarti bersyukur, shan jie yang berarti berpikir positif, serta bao rong yang berarti merangkul.
Bakcang pada umumnya dibungkus dengan menggunakan daun bambu, akan tetapi etnis Tionghoa yang berada di salah satu kampung halaman, mereka menggunakan daun pandan yang besar untuk membungkus bakcang.
Pada saat Hari Bakcang tiba, masyarakat etnis Tionghoa melakukan sembahyang dengan menyajikan bakcang yang berada di atas meja.
BACA JUGA:Miliki Panorama Indah, Inilah 3 Danau Terbesar di Pulau Sumatera, Asyik untuk Wisata Lho!
BACA JUGA:Intip! Ini Pesona Air Terjun Tertinggi Kedua di Indonesia, Ternyata Ada di Sumsel
Setelah sembahyang selesai, maka keluarga diperbolehkan untuk memakan bakcang.
Hal ini sudah kerap dilakukan, sejak zaman Belanda dahulu oleh masyarakat etnis Tionghoa, terutama yang menganut agama Konghucu.
Proses dalam pembuatan bakcang ini memerlukan teknik khusus, dan harus berlatih, sebab pelipatan segitiganya yang cukup rumit.
Dalam membentuk bakcang menjadi segitiga, memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena perlu latihan berulang kali hingga bakcang berbentuk segitiga yang sempurna.
BACA JUGA:Seperti Ini Lho Perubahan Daihatsu Sigra 2022, Eksterior dan Interior Lebih Waw