Berikutnya, tiga bulan kemudian atau tepatnya pada September 2023, pembangkit listrik yang berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumsel ini akan menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat Sumsel khususnya, dan bagi masyarakat di Pulau Andalas pada umumnya.
BACA JUGA:Sebelum ke PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, Penggunaan Biomassa Diujicoba ke PLTU Tanjung Enim
PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 sendiri, sebuah cita-cita yang di ujung kenyataan setelah sebelumnya dimimpikan pada tahun 1996 lalu.
Proses konstruksi proyek yang termasuk dalam program pemerintah pusat mencapai 35.000 megawatt itu baru dikerjakan pada 2018.
Mestinya, proyek fisik yang dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebuah perusahaan kolaborasi sekaligus pemilik dari PT Bukit Asam ini sudah harus beroperasi pada 2022 lalu.
Namun karena berbagai kendala teknis, barulah September ke depan biasa operasional full.
BACA JUGA:PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, Raksasa ‘Strum’ Asia Tenggara Itu Bulan Ini Terakhir Masa Uji Coba
BACA JUGA:Kolaborasi PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dan PLTU 3-4 Nagan Terangi Pulau Sumatera
Hingga saat ini, PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 tetap akan menggunakan batu bara untuk bahan pembakarnya.
Namun ke depan, di-planning akan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) untuk menggantikan batu bara.
Alasannya, batu bara masih menjadi penyumbang terbesar soal emisi gas.
Dan, alternatif yang sudah disiapkan oleh PT Bukit Asam adalah penggunaan biomassa.
BACA JUGA:Demi Net Zero Emission, Haruskan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 Dipensiunkan Bersama 12 PLTU Lainnya?
BACA JUGA:Apa Itu Teknologi USC yang Digunakan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8?
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail dilansir enimekspres.co.id dari laman ptba.go.id menjelaskan, mulai September 2023, PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 capai status Commercial Operation Date (COD).