
Diberitakan sebelumnya, meski belum sepenuhnya operasional penuh, tapi biomassa dinilai paling efektif menggantikan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 sebagai bahan bakar utama.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Neni Hendriati dikutip enimekspres.co.id dari laman ptba.co.id mengatakan, penggunaan biomassa untuk bahan bakar PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 jauh akan lebih baik dalam upaya menekan emisi gas buang.
Katanya, pemerintah berharap banyak kepada perusahaan energi dan pertambangan agar mulai mengupayakan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar.
BACA JUGA:Apa Itu Biomassa? Bahan Bakar Dirancang Pengganti Batu Bara untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel 8
BACA JUGA:Agar PLN Mau Beli Listrik PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, PT Bukit Asam Terpaksa Turunkan Harga
Ini juga, kata dia, sebagai realisasi dari upaya pemerintah menemukan energi baru terbarukan (EBT).
Penggunakan biomassa diyakini efektif dalam mengurangi emisi gas buang.
Biomassa ramah lingkungan, sehingga tidak ada pencemaran di atmosfer.
Sehingga, biomassa dinilai paling baik dalam rangka mendukung program pemerintah Net Zero Emession 2060.
BACA JUGA:Biomassa Dinilai Paling Efektif Gantikan Batu Bara untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel 8
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 Batal Operasional Tahun 2022 Lalu
Biomassa adalah bahan dari organik yang digunakan sebagai bahan bakar.
Bahan organik yang berat volume dan organismenya mencapai batas tertentu dapat dijadikan pembakit listrik.
Biomassa adalah jenis bahan bakar energi baru terbarukan yang berasal dari organik tumbuhan atau hewan.
Dengan jumlah volume dan organisme tertentu, biomassa bukan hanya bisa dijadikan pembangkit listrik, tapi juga untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari sebagai mana sudah diterapkan di banyak Negara-negara maju. (*)