MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Uji coba pemberlakuan pembatasan pembelian BBM subsidi jenis Pertalite oleh Pertaminia dinilai tidak efektif.
Di mana, Pertamina membatasi pembelian BBM subsidi Pertalite maksimal 20 liter per hari.
Hal tersebut dikatakan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya dan Muara Enim, Sanderson Syafe'i, S.H.
Sanderson menilai rencana uji coba tersebut merupakan inisiatif dari Pertamina.
BACA JUGA:Nasib BBM Pertalite Diujung Tanduk, Bakal Digantikan CNG, Harga Lebih Murah dan Irit 55 Persen
BACA JUGA:Oh Ternyata! Cadangan Panas Bumi di Sumsel hanya Ada di 2 Kabupaten Ini
Dirinya menilai uji coba tersebut tidak bisa terus dilakukan dalam kurun waktu sampai terbitnya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014.
“Harus jelas batasan waktunya,” kata Sanderson, pada Kamis 18 Mei 2023.
Regulasi BBM subsidi tersebut, kata dia, pada kenyataannya tidak memberikan efek jera bagi oknum pelaku di lapangan.
Dengan pembatasan maka tingkat kecurangan akan semakin tinggi seiring kebutuhan masyarakat yang meningkat.
BACA JUGA:Tata Cara Beli BBM Pertalite dan Solar 2023 Pakai MyPertamina, Simak di Sini
BACA JUGA:Ternyata! 10 Persen Cadangan Panas Bumi Nasional Ada di Sumsel
“Pembatasan pembelian BBM subsidi dinilai tidak efektif mengingat tingginya kebutuhan BBM,” tegasnya.
Menurut dia, meski dalam konteks menekan tingginya subsidi BBM yang ditanggung pemerintah, kebijakan ini bisa dimengerti harusnya mengukur dari sisi daya beli konsumen.
Contohnya, mobil travel atau masyarakat yang hendak menempuh perjalanan jarak jauh seperti Muara Enim-Palembang atau Pagaralam-Lahat-Palembang dipastikan adanya pembatasan pembelian BBM hanya 20 liter per hari tidak akan cukup untuk sampai tujuan sehingga masyarakat akan beralih membeli BBM eceran.