"Berdasarkan kasus penyakit TB tahun 2022, capaian penemuan kasus TBC (treatment coverage) di Kabupaten Muara Enim tahun 2022 sebanyak 1.750 kasus dan capaian persentase keberhasilan pengobatan (treatment success rate) TBC tahun 2022 (penemuan kasus tahun 2020) adalah 90,5 persen," urainya.
Lebih lanjut, Yulius mengatakan, RSSH (resilient sustainable system for health) – ADINKES hadir dalam rangka memfasilitasi dan mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk memprioritaskan program-program tersebut.
Dengan mengalokasikan anggaran yang memadai dalam dokumen perencanaan anggaran kabupaten/kota sampai dengan target tersebut tercapai dengan melibatkan lintas sektor.
Dirinya berharap dapat menghasilkan inisiatif baru sehingga komitmen Indonesia untuk ending AIDS, tuberculosis, dan malaria pada tahun 2030 dapat betul-betul tercapai.
BACA JUGA:Kabupaten Muara Enim Jadi Pelopor UHC di Sumsel
"Ini merupakan tugas kita bersama khususnya bagi para camat, kepala puskesmas, dan kepala desa yang merupakan ujung tombak pemerintahan di desa, saya mohon kerjasamanya guna mendukung komitmen Indonesia untuk ending ATM pada Tahun 2030 mendatang," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Muara Enim, dr. Eni Zatila, menambahkan terkait yang masalah HIV sebenarnya seperti gunung es, di luar tampak sedikit tapi di bawah makin dicari semakin dijaring, akan ketemu kasusnya lebih banyak.
"Kasus HIV/AIDS lumayan untuk Tahun 2023 ini sudah ada 32 kasus. Jika dibandingkan 2022 ada 31 kasus. Artinya mengalami kenaikan meski pun 1 digit," jelas Eni. (*)