Sekitar pukul 08.00 WIB kendaraan fuso dievukuasi setelah mengerahkan satu unit ekskavator dengan dibantu petugas Satlantas Polres Muara Enim dan Dinas Perhubangan Muara Enim untuk mengurai kemacetan.
Menurut pemilik warung, Dirmansyah (40), pada saat kejadian dirinya sekeluarga sedang tidur.
Tiba-tiba ia mendengar suara keras dari luar dan diikuti rumah bergoyang, hingga membuat mereka kaget dan terbangun untuk memeriksa keluar rumah.
Ketika diperiksanya ternyata atap pet warung miliknya sudah rusak dan hancur.
BACA JUGA: Sopir Truk Angkutan Batu Bara Ngadu ke Dewan, Ini Tuntutannya
Atas hal tersebut ia pun langsung mencari tahu penyebabnya dan ternyata ada truk fuso angkutan batu bara yang mengalami kecelakaan.
“Awalnya saya mengira gempa karena rumah terasa bergoyang-goyang,” ujar Dirmansyah.
Atas kejadian tersebut, Dirmansyah meminta kepada Pemerintah untuk segera mengatur angkutan batu bara terutama yang melintasi jalan darat, sebab sudah sangat meresahkan warga.
Selain debu, juga sering membuat kemacetan serta yang lebih membahayakan truk angkutan batu bara sering mengalami kecelakaan, mulai dari terbalik hingga menabrak rumah warga.
BACA JUGA: Kecelakaan Truk Tangki Pertamina Vs Motor di Kecamatan Gelumbang, 2 Orang Meninggal Dunia
“Jadi tidak ada untungnya bagi masyarakat, malah sebaliknya sangat merugikan. Seharusnya mobil angkutan batu bara mempunyai jalan khusus batu bara,” tegasnya.
Kepala Desa Tanjung Raja, M Rasyid mengatakan masyarakat memang sudah lama mengeluh semenjak adanya angkutan batu bara yang melintas jalan umum.
Sebab lebih banyak mudhoratnya daripada manfaatnya, mulai dari debu, macet, bising, dan sering menjadi sumber kecelakaan.
Sedangkan manfaatnya hampir tidak dirasakan oleh masyarakat luas.
BACA JUGA: Melintas di Siang Hari, Truk Tambang Diduga Milik PTBA Timbulkan Kemacetan