MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Para pengguna jalan terutama roda dua dan pedagang kaki lima mengeluhkan proyek pengerasan jalan di pintu perlintasan sebidang milik PT KAI.
Pasalnya, selain membahayakan juga terlalu menanjak dan curam, sehingga menyulitkan pengguna jalan bahkan sering terjatuh ketika melintasi pintu perlintasan rel sebidang di RW 01, Kelurahan Muara Enim, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.
Dari informasi dan pengamatan di lapangan, hamparan batu pecah terlihat menumpuk di pintu perlintasan KA di Kelurahan Muara Enim, yang merupakan akses utama masyarakat untuk keluar masuk ke Kota Muara Enim.
Menurut warga, batu pecah tersebut dihamparkan oleh pihak PT KAI pada malam hari dengan maksud untuk diaspal.
BACA JUGA: Terobos Perlintasan KA di Gunung Megang, Sepeda Motor Pasutri Disambar Babaranjang, 1 Tewas
Namun sampai pagi hari ternyata pengerjaannya belum kelar, sehingga ketika pagi hari sewaktu warga mulai beraktivitas banyak yang terjebak dan terjatuh, sebab batu tersebut licin ketika dilintasi kendaraan, baik roda dua dan empat.
Bahkan para tukang becak dan gerobak kaki lima harus didorong beramai-ramai untuk melintasi lokasi tersebut,bsehingga membuat aktivitas warga benar-benar terganggu.
“PT KAI kalau mau mengerjakan proyek lihat dulu kondisi. Jangan mau cepat saja tetapi hasilnya asal-asalan,” kata Awi (54) warga Kelurahan Muara Enim yang kesulitan melintas.
Menurut Awi, seharusnya PT KAI dalam bekerja mengkaji dahulu, mulai dari metode yang akan digunakan dan material yang dipakai.
BACA JUGA: Sempat Dirawat, Bocah yang Tersambar Kereta Api saat Main Layang-layang Meninggal Dunia
"Lokasi ini selalu ramai dan padat, tentu harus digunakan sistem buka tutup dan gunakan rambu-rambu serta petugas untuk meminimalisir insiden yang menyebabkan kerugian di masyarakat," kata Awi lagi.
Untuk perbaikan, sambung dia, seharusnya jangan setengah-setengah, seperti dilakukan dulu pengecoran dan setelah itu diaspal sehingga hasilnya benar-benar kuat, tidak mudah hancur.
Jangan sebaliknya, hanya ditimbun batu agregat dan koral setelah itu diaspal. Jika seperti itu menurutnya, tidak akan lama aspalnya sudah hancur kembali karena pondasinya kurang padat.
“Lebih baik lama tetapi kualitasnya baik daripada cepat tetapi kualitasnya buruk dan akan terus menjadi PR,” tegasnya.
BACA JUGA: Mobil Odong-odong Ditabrak Kereta Api, 9 Orang Meninggal Dunia